Advertisement
Tulang Bawang Barat - Pengawasan dalam penyaluran pupuk subsidi di musim tanam ini tampaknya perlu diawasi ketat pasalnya alokasi pupuk yang disediakan belum sepenuhnya mencukupi sampai akhir tahun ini, tentunya Pengawasan perlu ditingkatkan lagi untuk mengantisipasi dugaan-dugaan kecurangan kios dalam menjual pupuk subsidi kepada oknum yang mencari ke untungan menjual pupuk di atas harga het.
Di temukan dugaan penimbunan pupuk subsidi di kediaman Oknum Kepalo Tiyuh Wono Rejo Kecamatan Gunung Agung Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung, saat di kunjungi media oknum kepala tiyuh tidak ada di tempat, berdasarkan keterangan dari sang istri kepalo tiyuh saat di wawancarain media di rumahnya, Selasa (14/03/2023).
Selanjutnya, Seharusnya Oknum kepalo tiyuh itu memberikan contoh yang baik kepada warganya, ini malah menimbun pupuk subsidi, diduga oknum kepala tiyuh wono rejo untuk kepentingan pribadi, bukan nya membantu masyarakat untuk mendapatkan pupuk malah sengaja menimbun pupuk di rumahnya.
Menurut keterangan sumber terpercaya pupuk tersebut turun di kediaman oknum kepala tiyuh wono rejo 16 ton sembelum awak media investigasi di lokasi tersebut, sumber menerangkan pupuk tersebut 3 hari yang lalu sudah terbagi di beberapa wilayah setempat, saat awak media turun langsung ke lokasi tersebut melihat sisa pupuk subsidi sisa kurang lebihnya 2 ton, berakti pupuk subsidi itu sudah terjual 14 ton, beber sumber kepada wartawan.
Di minta kepada aparat penegak hukum hususnya Kanit tipiter polres tulang bawang barat agar memberikan sangsi yang tegas kepada oknum kepala tiyuh yang sudah melanggar UU aturan dari pemerintah daerah.
Selain itu ketua Lembaga Perlindungan Konsumen (LPK) Menyayangkan ulah oknum Kepalo Tiyuh Wono Rojo yang sudah menyalah gunakan pupuk bersubsidi, demi kepentingan pribadi, seharusnya pupk tersebut melik kelompok, yang jumlahnya pantastis.
Terkait dengan hal ini ketua LKP di dampingi berapa awak media akan segera menindak lanjuti ke intansi yang terkait, agar mgasih contoh untuk oknum-oknum kedepan nya tidak ada lagi hal yang serupa terjadi di masing-masing daerah. (Holidi/tim)