Advertisement
Pesawaran - Menyambut Bulan Suci Ramadhan 1445 Hijriah Tahun 2024, Majelis Punyimbang Adat Lampung (MPAL) Kabupaten Pesawaran Bersama Muli-Mekhanai Makhga Waylima yang tergabung dalam Ikatan Sanggar Makhga Waylima (ISMA) menggelar Festival Budaya Bulimau atau Belangikhan untuk menyucikan diri saat memasuki bulan suci umat muslim.
Dikatakan oleh Ketua Umum MPAL Kabupaten Pesawaran, ‘Farifki Zulkarnayen gelar Suntan Junjungan Makhga, bahwa bulimau ini adalah mengandung filosofi sakral yang artinya membersihkan diri, hati dan pikiran menjelang Bulan Suci Ramadhan.
“Memang bulimau ini merupakan tradisi adat budaya Lampung sejak jaman dahulu, dan Alhamdulillah saat ini kita bisa membangkitkan lagi untuk melestarikan tradisi Bulimau ini, sehingga anak cucu kita bisa mengetahuinya,” kata Farifki, saat melaksanakan acara Festival Bulimau atau Belangikhan di aliran sungai Wisata Bronjong Desa Cipadang Kecamatan Gedong Tataan, Sabtu (9/3/2024).
“Karena ini juga merupakan bentuk kearifan lokal yang perlu kita tonjolkan, dan Bulimau sangat erat kaitannya dengan agama kita Islam,” timpalnya.
Sementara itu Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona diwakili Asisten Bidang Administrasi Umum Heriansyah menyambut baik atas terselenggaranya Festival Bulimau atau Belangikhan tersebut.
“Saya berharap, festival ini menjadi salah satu upaya pelestarian adat dan budaya Lampung sekaligus menjadi ajang promosi wisata Pesawaran kepada masyarakat luas,” katanya.
Dirinya menjelaskan, bahwa masyarakat Pesawaran memiliki ragam budaya yang khas dan unik, mulai dari adat istiadat, bahasa, dan sastra, tradisi, kesenian, arsitektur tradisional, hingga makanan tradisional.
“Budaya Lampung juga memiliki basis budaya yang kuat, merupakan sumber ekonomi wisata yang dapat dikembangkan, termasuk wisata sejarah, serta memiliki potensi ekonomi kreatif dengan memadukan antara kreativitas seni dengan teknologi. Oleh karena itu, acara ini sangat strategis sebagai wahana untuk memelihara, melestarikan dan mengembangkan budaya Lampung masa kini dan masa depan, tambahnya.
Menurutnya, Bulimau atau Belangiran merupakan budaya turun temurun untuk menyucikan hati, pikiran dan diri dalam menyambut Bulan Suci Ramadhan dengan cara membasuh diri di sungai dengan minyak wangi, kembang warna warni, dan juga jeruk telor.
“Saya juga mengajak kepada para Tokoh Adat, Tokoh Agama dan segenap masyarakat Lampung untuk menjadikan acara ini sebagai sarana untuk melestarikan nilai-nilai kebudayaan Lampung. Kita tidak boleh membiarkan budaya Lampung yang kita banggakan ini tergerus oleh budaya global. Dan mari kita tetap menjaga dan memegang teguh tradisi budaya yang menjadi ujung tombak dalam pelestarian kebudayaan Lampung,” pungkasnya.
Hadir dalam giat acara, Bupati Kabupaten Pesawaran, H.Dendi Ramadhona yang diwakili oleh Asisten Bidang Administrasi umum, Ketua TP PKK Kabupaten Pesawaran, Anggota DPRD Pesawaran, Para Kadis, Kabid dan Pejabat Pemda, Tokoh Adat, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda dan segenap Tamu undangan lainnya serta insan Pers dari berbagai Media.