admininfokiyai
Rabu, 08 Januari 2025, Rabu, Januari 08, 2025 WIB
Last Updated 2025-03-10T13:32:00Z
DPRD Lampung

DPRD Lampung Berkomitmen Kawal Stabilitas Harga Singkong

Advertisement

 


Bandar Lampung - DPRD Provinsi Lampung menegaskan komitmennya untuk mengatasi keluhan petani terkait harga singkong yang tidak stabil.


Dalam upaya ini, DPRD telah memanggil perwakilan petani, pengusaha, dan OPD terkait, serta turut mengawal proses penandatanganan MoU mengenai harga singkong. Tidak berhenti di situ, DPRD juga membentuk Panitia Khusus (Pansus) Tata Niaga Singkong.


Wakil Ketua DPRD Lampung, Maulidah Zauroh, menjelaskan bahwa pembentukan Pansus ini merupakan wujud nyata DPRD dalam mencari solusi agar harga singkong menguntungkan semua pihak, baik petani maupun pengusaha.


“Pansus ini adalah jawaban atas aspirasi masyarakat. MoU harga singkong sebelumnya sudah ditetapkan, tetapi implementasinya di lapangan belum maksimal. Maka, langkah ini diambil untuk menemukan solusi hingga tercipta regulasi yang tepat,” ungkap Maulidah saat diwawancarai, Rabu (08/01/2025).


Menurut Maulidah, tujuan utama Pansus Tata Niaga Singkong adalah memastikan stabilitas harga singkong sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan.


“Harapan kami, Pansus ini bisa menghasilkan solusi yang memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak,” tambahnya.


Analisis dan Regulasi untuk Harga yang Berkeadilan


Pansus yang telah dibentuk akan segera melakukan analisis menyeluruh di lapangan, mencakup kondisi petani, pengusaha, serta situasi tata niaga singkong itu sendiri.

“Hasil analisis di lapangan nantinya akan menjadi rekomendasi untuk Pemprov Lampung dalam membuat kebijakan strategis, baik berupa Perda maupun kebijakan lainnya,” jelas Maulidah.


Ketua Komisi II DPRD Lampung, Ahmad Basuki atau Abas, menegaskan bahwa pembentukan Pansus ini bertujuan agar persoalan klasik terkait anjloknya harga singkong tidak terulang lagi.


“Masalah harga singkong yang selalu menjadi keluhan setiap tahun tidak boleh terulang. Awal tahun baru ini menjadi momentum untuk mewujudkan harga singkong yang berkeadilan bagi petani,” tegasnya.


Ahmad Basuki menambahkan bahwa langkah awal Pansus adalah mengumpulkan data, termasuk hasil survei di lapangan, serta berkonsultasi dengan para pakar.


“Anggota Pansus berjumlah 20 orang, mayoritas berasal dari Komisi II, yang diusulkan oleh masing-masing fraksi,” ujarnya.


Perjuangkan Pupuk Bersubsidi


Selain fokus pada stabilitas harga, Ahmad Basuki menegaskan bahwa Pansus juga akan memperjuangkan alokasi pupuk bersubsidi khusus untuk petani singkong di Lampung.

“Kami akan mengupayakan alokasi kuota pupuk bersubsidi agar kebutuhan petani singkong dapat terpenuhi,” tutupnya.


Dengan langkah-langkah konkret ini, DPRD Lampung berharap kestabilan tata niaga singkong dapat tercapai, memberikan manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan, terutama petani.